Minggu, 14 Desember 2014

EDIT RESENSI

RESENSI BUKU BAHAGIA KETIKA IKHLAS,  DAHSYATNYA KEKUATAN  DI BALIK  KEIKHLASAN HATI SEORANG IBU

Bahagia Ketika Ikhlas Karya Rena Puspa

Judul                           : Bahagia Ketika Ikhlas   
ISBN                           : 978-602-02-4557-7
Penulis                      : Rena Puspa
Penerbit                    : PT. Elex Media Komputindo
Tahun Terbit           : 2014
Jumlah Halaman  : 186


Buku Bahagia Ketika Ikhlas Karya Rena Puspa merupakan buku yang dapat memberikan kesejukan kepada setiap ibu. Ibarat menyantap semangkuk bakso hangat di kala musim hujan, bagaikan mempunyai seorang teman yang merangkul dan menerima kekurangan diri,  ketika dunia luar mulai menghujat dan mengkritik para ibu. Buku ini sangat memanusiakan para ibu. Ya, buku setebal 186 halaman dan terdiri dari 6 bab ini sangat sistematik,  mulai dari hal hal yang membuat ibu tidak bahagia hingga solusinya disertai dengan bahasa yang ringan namun tidak kehilangan unsur ilmiahnya ini cocok di baca oleh para ibu kalangan manapun.

Seorang ibu berhak untuk berbahagia!. Menjadi ibu merupakan profesi seumur hidup mulai dari hamil, melahirkan, menyusui hingga membesarkan anak. Membutuhkan banyak waktu dan tenaga sepanjang hayat, pengorbanan tanpa jeda waktu sering membuat para ibu dilanda rasa frustasi, cemas dan lelah.  Tidak banyak para ibu berjuang untuk membahagiakan dan menyempurnakan suami dan anak anaknya sehingga lupa untuk membahagiakan dirinya sendiri. Mengapa menjadi bahagia teramat penting bagi seorang ibu?. Penulis memaparkanya dengan sangat manis " Karena dengan hati bahagia, proses pemenuhan kewajiban ibu ternyata dapat berjalan lebih optimal". (halaman 1)


Konsep aktualisasi diri yang keliru dipahami; rasa tertekan full time mom hingga rasa bersalah working mom



Penulis yang pintar membahas akar permasalahan ketidakbahagiaan para ibu memulainya dengan aktualisasi diri.  Mengapa harus mengaktualisasikan diri, mengapa perlu membentuk citra diri yang baik? Tidak bisa dipungkiri bahwa aktualisasi diri merupakan tingkatan tertinggi dari piramida Maslow  dalam teorinya Lima Kebutuhan Dasar Manusia. Semua ibu ingin di kenal, di akui dan diapresiasi oleh lingkungannya dan ini bukanlah sebuah kesalahan atau dosa. Sayangnya, konsep aktualisasi diri ini sering keliru dipahami  sebagai bentuk pembuktian diri dengan bekerja di luar rumah. Bahwa ibu yang bekerja di luar rumah, sukses meniti karier dan mempunyai penghasilan sendiri dianggap telah memenuhi konsep aktualisasi diri tersebut. Hal itu sering menjadi pemicu stress dan rasa tertekan pada ibu rumah tangga (full time mom). Di lain sisi seorang ibu bekerja (Working Mom) sering di dera rasa bersalah karena meninggalkan anaknya dengan pengasuh atau orangtua. Dua kondisi ini sama sama membuat mereka tidak bahagia dan tak khayal menimbulkan perdebatan sengit diantara keduanya.

Lalu bagaimana mengaktualisasikan diri dengan benar? Menurut Maslow arti dari aktualisasi diri yang sejati ternyata adalah hasrat untuk mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki diri, sehingga aktualisasi diri berakar dari konsep diri (halaman 5). Keinginan untuk mengaktualisasikan diri sebaiknya tidak ditekan karena dapat menyebabkan stress dan frustasi. Kemudian muncullah perasaan cemas, bersalah dan gagal menjadi ibu. Maka segala potensi dan bakat yang dimiliki si ibu untuk membesarkan dan merawat buah hatinya akan terhalang oleh perasaan-perasaan ini. Dalam kondisi yang ekstrim si ibu bahkan dapat kehilangan logika dan akal sehatnya sehingga timbul keinginan untuk melukai bayinya. Naudzubillah Mindzalik. Oleh karena itu  untuk mencapai aktualisasi diri dibutuhkan hati dan nurani serta kejujuran akan kekurangan dan kelebihan masing masing ibu, tidak perlu melirik rumput tetangga yang terlihat lebih hijau.

Apa saja penyebab stress para ibu?


Dalam buku ini dibahas dari mana stress para ibu itu berasal. Diawali dengan pengaruh sistem hormonal mulai dari proses melahirkan lengkap dengan berbagai macam metode melahirkan hingga paska melahirkan. Hal yang sangat menarik untuk dibahas adalah bagaimana stress hormonal ini dapat menyebabkan baby blues syndrome, dikatakan "baby blues syndrome atau yang di sebut postpartum distress adalah perasaan sedih dan gundah yang dialami 50%-80% wanita setelah melahirkan" (halaman 22). Saya katakan menarik karena hampir semua ibu mengalaminya dan masih dalam kategori normal serta akan membaik selama beberapa minggu jika ibu dapat menerima dengan ikhlas. Keadaan baby blues ini selain mempengaruhi perasaan si ibu juga mempengaruhi ASI yang keluar. Dari sini penulis mulai mengenalkan konsep ikhlas bagaimana dengan penerimaan dan tidak menolak keadaan, berpura pura kuat hingga menuju sebuah keikhlasan dapat membuat baby blues syndrome cepat berlalu dan ASI  yang tadinya sulit keluar atau bahkan tidak keluar akan teratasi jika si ibu mampu menerima dan ikhlas, karena dengan ikhlas kondisi tubuh akan menjadi sangat relaks. Selain itu ibu yang tidak ASI akan di beri pemahaman baru bahwa ibu tidak perlu dihinggapi rasa bersalah dan gagal menjadi ibu  yang terlalu dalam jika memang kondisinya membuat ibu terpaksa menggunakan susu formula untuk diberikan kepada bayinya.

Selanjutnya di bab berikutnya akan dikenalkan penyebab-penyebab eksternal para ibu mulai dari hubungan ibu dengan anak hingga hubungan ibu dengan suami, bagaimana cinta dan dukungan dari suami dapat menurunkan stress para ibu sampai tips tips seputar menangani pekerjaan domestik lengkap di bahas di buku ini. Dalam bab 3 ini (penyebab eksternal para ibu) pula diajarkan bagaimana mengenali emosi negatif dan membuangnya. Satu istilah yang melejit di kalangan para ibu sekarang adalah supermom. Bagaimana supermom ini menuntut para ibu untuk melakukan tugasnya dengan paripurna, sempurna dan tanpa cela. Keadaan ini dapat memicu stress karena ibu merupakan manusia biasa,  menyangkal perasaan lelah, marah dan emosi negatif lainnya tidak akan menyelesaikan masalah karena tubuh dipaksa untuk bekerja sedemikian rupa.

Apa yang sebenarnya aku (para ibu) inginkan?

Di bab 4 (being me- menjadi ibu apa adanya) penulis membantu ibu untuk jujur kepada pilihan ibu sendiri, apakah ibu ingin menjadi ibu rumah tangga (full time mom), ibu bekerja ( working mom) ataupun ibu yang bekerja di dalam rumah (working at home mom) serta belajar mengkomunikasikan keinginannya tersebut kepada anak-anak dan suami. Selain itu para ibu juga di giring untuk melakukan me time ataupun hobi demi mencapai keseimbangan hidup dan mencapai aktualisasi sebagai pemenuhan kebutuhan dasar manusia tidak terkecuali ibu. 

Bahagia Ketika Ikhlas 

Berbeda dengan konsep sugesti positif thinking yang selama ini banyak digaungkan. Konsep ikhlas ini lebih humanistis. Artinya kita di bimbing untuk jujur mengakui segala kekurangan kita sebagai manusia. "Sikap ikhlas ini sejati berbeda dengan positif thinking, karena dalam konsep positif thinking rasa kecewa seolah ditekan karena tubuh dipaksa untuk merasa bahagia. Nah dalam konsep ikhlas, rasa kecewa dan bahagia justru harus diterima utuh oleh tubuh dan dari situlah tubuh menjadi relaks". (halaman 109)

Ikhlas berbeda dengan menerima apa adanya kemudian tidak melakukan apapun, namun sebuah pengenalan konsep yang mendekatkan diri kepada Tuhan, menerima dan mengakui kekurangan diri bukan untuk di tekan keberadaannya namun supaya ibu mengijinkan Allah berada dalam setiap langkah kehidupan sehingga menerima keadaan yang tadinya dianggap sebagai suatu kelemahan dan konsep ikhlas yang seakan teoritis, menjadi sebuah kekuatan. 

Konsep ikhlas yang penulis ingin kenalkan kepada para pembaca adalah metode Quantum Ikhlas. Disertai dengan contoh kasus, metode ini mengajak pembaca menyadari bahwa ikhlas dapat melancarkan ASI yang tadinya tidak keluar, kisah nyata penulis dalam meredam baby blues syndrome yang ia alami serta bagaimana metode ikhlas ini dapat membantunya dalam mengasuh kedua anaknya yang lain ketika mengalami proses adaptasi yang sulit di Malaysia sehingga menjadikan kedua anaknya menjadi anak yang sangat berprestasi di sekolahnya.

Sukses dengan hati yang bahagia
Jika ikhlas sudah di hati maka kebahagiaan dapat diraih, kesuksesanpun dapat tercapai, Ikhlas ibarat bahan bakar untuk menjalankan sebuah mobil menuju tujuan yang di inginkan yaitu kebahagiaan. Jika tujuan bahagia sudah tercapai maka keinginan-keinginan untuk menjadi sukses bukan tidak mungkin dapat terlaksana, tanpa stress dan tertekan karena sekali lagi kesuksesan yang diraih dengan bahagia ketika ikhlas ini mengizinkan campur tangan Allah di dalamnya, sehingga makna sukses tidak dimaknai sebagai kesuksesan duniawi semata namun juga kesuksesan akhirat, di tandai dengan begitu banyak pahala yang diberikan Allah kepada seorang ibu sekaligus istri dan wanita itu sendiri dalam menjalankan tugasnya, menjadikan hidup yang penuh beban ini menjadi lebih ringan. Subhanallah.

Pada bab terakhir ini, ikhlas semakin mudah di maknai ketika penulis mulai mejabarkan bagaimana cara ikhlas pada setiap kategori ibu yaitu ibu rumah tangga (full time mom), ibu bekerja (working mom) ataupun ibu yang bekerja di dalam rumah (working at home mom) beserta kekurangan dan kelebihan masing masing kategori tersebut sehingga ibu dapat mengambil keputusan manakah yang terbaik untuknya dan keluarganya disesuaikan dengan kemampuan yang ada dalam dirinya. Komplit!.

Last but not at least, 

Membaca buku ini seakan menghentakkan jiwa dan pikiran saya bahwa saya adalah manusia biasa yang banyak kekurangan, tidak ada gunanya berpura pura kuat, bahwa pikiran manusia itu terbatas dan kekuatan Allah itu nyata adanya, betapa sempitnya pemikiran saya sebagai manusia terutama sebagai ibu. Nah, buku ini bagaikan seorang teman yang mau mendengarkan dan menerima kekurangan saya tersebut, sebuah buku yang ihsan dalam penyampaiannya dan tidak membuat saya terhakimi atau tersudutkan.

Tiada gading yang tak retak, harapan saya kepada penulis pada buku berikutnya adalah supaya penulis dapat lebih fokus kepada kategori full time mom, working mom serta working at home mom sehingga pembaca dapat mencapai kebahagiaan itu lebih dalam dan tentu saja mengurangi perdebatan dan persaingan yang tiada henti di antara mereka. Bagaikan debat kusir semata, persaingan tersebut tidak akan menghasilkan pemenang ataupun yang kalah karena setiap kondisi para ibu berbeda. Jangan sampai karena asyik berdebat,para ibu jadi lupa untuk menemukan kebahagiaan mereka sendiri. Padahal Happy mom berdampak pada kebahagiaan anak anak. Anak anak dapat tumbuh dengan optimal jika ibunya happy.

Demikian artikel saya mengenai buku Bahagia Ketika Ikhlas Karya Rena Puspa semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Nur Yanayirah, Jurusan Gizi POLITEKNIK KESEHATAN Jakarta 2, DEPKES RI, 2008

  




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar